makalah perencanaan komunikasi

Jumat, 20 September 2013




BAB 1
PENDAHULUAN

Pengertian Perencanaan Komunikasi
Kegiatan komunikasi dapat dikatakan sama usianya dengan peradaban manusia. Disadari ataupun tidak disadari dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat lepas dari komunikasi. Tingkat kebehasilan suatu komunikasi dapat terlihat dari tingkat pencapaian tujuan berkomunikasi. Semakin sesuai tujuan berkomunikasi tercapai maka suatu komunikasi dapat pula dikatakan berhasil dilaksanakan. Sebaliknya, jika tujuan berkomunikasi tidak tercapai maka komunikasi tersebut dapat dikatakan gagal.


Banyak contoh dari kegagalan sebuah komunikasi disekitar Anda, termasuk dalam pergaulan sehari-hari, perkuliahan, pengajaran, atau kegiatan demonstrasi. Anda mungkin sering merasa kesal jika kalimat yang Anda ucapkan tidak sesuai dengan apa yang diterima oleh teman Anda. Atau saat Anda melakukan kampanye pencalonan diri menjadi ketua sebuah organisasi dengan harapan akan terpilih, justru menjadi kegagalan dikarenakan visi misi yang Anda buat tidak sampai dengan baik ke teman-teman Anda.

Untuk meminimalkan tingkat kegagalan komunikasi, maka sebelum melakukan kegiatan penyampaian pesan, sebaiknya dibuatlah sebuah perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi dalam rangka merancang dan melaksanakan program komunikasi amat diperlukan karena pada dasarnya yang menjadi kepentingan dari kegiatan ini adalah sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Materi pada bab ini merupakan dasar pemahaman Anda sebelum membuat sebuah perencanaan komunikasi. Cukup dengan membaca secara seksama dan mencoba memahami apa yang disajikan pada bab ini, Anda akan mendapat pemahaman mengenai pengertian perencanaan dan rencana komunikasi, keuntungan perencaan sampai langkah-langkah perencanaan.

ada beberapa tahapan dalam perencanaan komunikasi penunjang pembangunan, seperti :
a.   Masalah apa yang dihadapi
b.   Siapa khalayak yang dituju
c.   Tujuan apa yang ingin dicapai
d.   Pendekatan apa yang akan digunakan
e.   Pesan apa yang akan disampaikan
f.    Media atau saluran apa yang paling tepat
g.   Evaluasi dan monitoring program

Beberapa hal-hal pokok diatas oleh Assifi and French (1982) dalam Zulkarnaen dkk (1994 :20) dirumuskan dalam langkah-langkah perencanaan program komunikasi yang lebih sederhana, sebagai berikut :
Langkah-langkah Perencanaan Program Komunikasi
Menganalisis masalah

Menganalisis khalayak
Merumuskan objective
Memilih media atau saluran komunikasi
Mengembangkan pesan
Merencanakan produksi media
Merencanakan manajemen program
Merencanakan monitoring dan evaluasi

BAB II
ISI

A.    ANALISIS MASALAH
Permasalahan adalah awal dari membuat sebuah perencanaan. Karena perencanaan program komunikasi yang akan kita buat adalah upaya untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Sebelum merumuskan masalah kita harus mendeskripsikan latarbelakang masalah yang berisi mengapa permasalahan itu muncul, mengapa permasalahan itu menarik bagi perencana, apa dan bagaimana perencanaan itu akan dibuat untuk memecahkan masalah tersebut.
Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap) baik antarkegiatan atau antarfenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada.
Sebagai patokan yang sederhana dapat dikatakan bahwa masalah adalah sesuatu hal yang merupakan perbedaan, jarak atau celah (gap) antara keadaaan yang seharusnya (das sollen) dengan keadaan yang ada sekarang (das sein).

Penyebab-penyebab Masalah
Dalam melakukan analisis masalah, perhatian kita arahkan pada faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan (gap) antara prilaku khalayak sasaran yang ada sekarang dengan apa yang diinginkan atau yang hendak dituju. Dengan melihat hal-hal ini, jika tidak ada perbedaan maka tidak ada masalah. Sebaliknya, jika ada perbedaan, masalah itulah yang akan kita analisis dan rumuskan.
setidaknya ada 4 penyebab utama masalah, yaitu :

1. Masalah pengetahuan atau informasi
Bisa saja terjadi bahwa sekalipun masyarakat di suatu tempat telah mengetahui masalah yang mereka hadapi, namun mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan atau informasi tentang pemecahan masalah tersebut. Misalnya di suatu daerah yang masyarakatnya banyak memelihara unggas telah mengetahui bahwa saat ini banyak unggas yang terinfeksi virus H5N1 dan terserang flu burung hingga menelan korban jiwa manusia. Masyarakat peternak unggas ini tentulah menginginkan jangan samai mereka terkan penyakit yang belum ada obatnya ini. Namun mereka belum mengetahui bagaimana jalan keluarnya agar mereka tetap bisa memelihara unggas namun terhindar dari flu burung. Masyarakat tersebut belum mendapat informasi tentang pencegahan flu burung.

2.   Masalah keterampilan (skill)
Meskipun telah mengetahui persis masalah yang dihadapi, dapat pula masyarakat tidak bisa berbuat apapun untuk mengatasi masalah yang dimaksud, oleh karena mereka tidak mempunyai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalahnya. Sebagai contoh, masyarakat di daerah yang memelihara banyak unggas telah menyadari bahwa unggas yang dipelihara harus diberi vaksin dan dibersihkan secara rutin baik unggas ataupun kandangnya. Hanya saja masyarakat tidak dapat melakukannya dikarenakan mereka tidak pernah diberikan keterampilan untuk memberi vaksin dan membersihkan dengan cara yang paling benar dan efektif.

3.   Masalah sikap mental (attitude)
Sikap mental memang suatu hal yang menentukan perilaku hidup. Walaupun suatu masyarakat telah memahami apa yang menjadi masalah bagi mereka, telah mengerti bagaimana memecahkan masalah tersebut, namun jika sikap mental mereka tidak mendukung untuk menyelesaikan masalah tersebut tidak ada gunanya.

4.   Masalah sumber-sumber (resources)
Ketiadaan sumber juga menyebabkan pemecahan suatu masalah yang dihadapi oleh suatu masyarakat menjadi terhalang. Sumber yang dimaksud bisa sumber daya alam, sumber daya manusia, ataupun sarana penunjang lainnya. Andaikan di daerah yang akan kita jadikan lokasi perencanaan fakta dan datanya kesulitan sumber tertentu, kita jangan langsung membatalkan pemlihan lokasi tersebut. Sebaiknya kita menganalisis terlebih dahulu ketersediaan akses untuk mendapatkan sumber tersebut dari lokasi yang akan kita pilih dengan lokasi disekitarnya. Jika akses bisa dipergunakan dengan mudah maka lokasi tersbut tetap bisa kita pilih.

Ciri-ciri Masalah
Sebelum kita merumuskan masalah untuk membuat perencanaan, maka terlebih dahulu kita mengidentifikasikan dan memilih masalah. Walaupun jenis masalah cukup banyak, tapi kita harus mampu memilih mana masalah yang cukup baik untuk dipecahkan.
Ada beberapa ciri-ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi (content) dari rumusan masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. Ciri-ciri dari masalah yang baik adalah sebagai berikut :
1. Masalah yang dipilih harus punya nilai
2. Masalah yang dipilih harus punya fisibilitas
3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si




Masalah yang dipilih harus punya nilai
Masalah harus mempunyai isi yang mempunyai nilai, dalam artian mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah, masalah akan mempunyai nilai jika hal-hal berikut diperhatikan :
a.   Masalah haruslah mempunyai keaslian
Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date dan baru. Hindarkan masalah yang sifatnya sudah usang. Masalah haruslah mengenai pertanyaan-pertanyaan yang signifikan, di mana hal tersebut kurang mendapat perhatian di masa lampau. Jika ingin mengangkat hal-hal yang lama, maka sebaiknya masalah tersebut dikaitkan dengan terkhnik, fakta, atau data yang terbaru sehingga topik-topik lama menjadi baru.
b.   Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variabel. Masalah dapat saja mengenai hubungan antara fenomena-fenomena alam, atau lebih khas lagi mengenai kondisi-kondisi yang mengontrol fakta-fakta yang diamati. Selanjutnya, pemecahan masalah tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui dan mengontrol fenomena-fenomena tersebut.
c.   Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai. Masalah harus ditujukan lebih utama untuk memperoleh fakta serta kesimpulan dalam suatu bidang tertentu.
d.   Masalah harus dapat diuji
Hubungan-hubungan dalam masalah harus dinyatakan dalam variabel-variabel yang dapat diukur.
e.   Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam bentuk pertanyaan namun dfiformulasikan dalam bentuk yang dapat di ukur.

Masalah harus fisibel
Masalah yang dipilih harus punya fisibilitas, yaitu masalah tersebut dapat dipecahkan, berarti:
a.   Data serta metode untuk memecahkan masalah tersebut harus tersedia
Masalah yang dipilih harus mempunyai metode untuk memecahkannya dan data yang menunjang pemecahan masalah. Data untuk menunjang masalah harus pula mempunyai kebenaran yang standar, dan dapat diterangkan.
b.   Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas
kemampuan,
c.   Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar
d.    Biaya dan hasil harus seimbang
Biaya untuk pemecahan masalah harus selalu dipikirkan dalam memilih masalah. Jika pemecahan masalah di luar jangkauan biaya, maka masalah yang ingin dipilih tidak fisibel sama sekali. Mencocokkan antara masalah dan biaya merupakan seni serta keterampilan.
e.   Administrasi dan sponsor harus kuat
f.    Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adat-istiadat, hukum yang berlaku, maupun kebiasaan. Pilihlah masalah yang tidak menimbulkan kebencian orang lain. Janganlah memilih masalah yang dapat menimbulkan pertentangan baik fisik maupun itikad.

Masalah harus sesuai dengan kualifikasi perencana
Ada dua hal yang bisa dilihat dalam menilai apakah masalah tersebut sesuai dengan kualifikasi perencana, yakni :
a.   Menarik bagi peneliti/perencana
Masalah yang dipilih harus menarik bagi perencana dan akan lebih baik jika cocok dengan bidang kemampuannya. Masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan dan memberi harapan kepada perencana untuk menemukan jawaban ataupun memecahkan masalah lain yang lebih menarik dan lebih penting. Dalam realitanya memang ada perencana yang membuat rencana yang tdaik sesuai dengan bidang kemampuannya, hanya saja biasanya perencana tetap akan menggunakan bantuan tenaga ahli dalam bidang tersebut.
b.   Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
Dengan perkataan lain, sukar mudahnya masalah yang ingin dipecahkan sesuai dengan derajat kemampuan perencana. Derajat kemampuan dapat dilihat dari latar belakang pendidikan ataupun pengalaman.

B. ANALISIS KHALAYAK
Materi pada bab ini adalah kelanjutan materi sebelumnya. Setelah kita memahami dan mampu merumuskan serta menganalisis masalah, kita akan memcoba menganalisis khalayak yang akan kita tuju yang mungkin akan mengambil manfaat pemecahan masalah yang telah kita rumuskan sebelumnya.

Riset terhadap khalayak merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Tujuannya agar pesan komunikasi yang disampaikan dapat mengena pada target sasaran yang dituju. Khalayak sasaran yang dimaksud disini adalah kelompok populasi yang akan dijangkau oleh program komunikasi yang akan dibuat.

Salah satu studi khalayak yang sering dilakukan adalah profil khalayak (audience profile). Riset ini sangat penting untuk memberitahukan karakteristik khalayak. Seorang komunikator harus mampu membuat pesan yang sesuai dengan kharakteristik khalayaknya, sehingga pesan tersebut dapat efektif diterima oleh khalayaknya.

Khalayak sasaran tidak selalu sama dengan pemanfaat (beneficiaries) atau tidak semua khalayak adalah orang yang mengambil manfaat dari pesan yang kita sampaikan. Sebagai ilustrasi.

Karakteristik Khalayak
Analisis khalayak merupakan bagian terpadu daripada disain dan perencanaan program komunikasi. Untuk bisa melakukan analisis kita harus mengetahui karakteristik-karakteristik khalayak yang akan kita tuju. Zulkarnaen dkk (1994:54-55) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui karaketristik khalayak diperlukan data-data dasar sebagai berikut :
1.  Jumlah dan lokasi khalayak
Berapa banyak khalayak yang ingin dijangkau perlu diketahui sejak awal. Jumlah ini menentukan pertimbangan dalam memilih saluran atau media komunikasi yang akan dipilih nanti. Kalau jumlahnya sedikit, mereka bisa dicapai dengan komunikasi antar pribadi. Kalau jumlahnya cukup banyak bisa menggunakan komunikasi kelompok atau komunikasi massa.
Begitupun lokasi tempat khalayak berada. Harus di lihat apakah khalayak yang dijangkau berada dalam lokasi yang berdekatan, memencar, terpencil, atau sangat mudah untuk dijangkau. Hal ini dapat mempengaruhi media komunikasi yang akan digunakan. Jika lokasinya terpencil dan belum memiliki akses media massa, sungguh tidka tepat jika kita memaksakan menggunakan radio atau televisi.
2.  Profil sosioekonomi : kelompok umur, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya.
Data profil sosioekonomi ini diperlukan selain dalam menentukan media yang akan digunakan juga berkaitan dengan perumusan pesan yang akan disampaikan. Pada khalayak yang tidak memiliki akses dengan media dikarenakan pendapatan yang sangat rendah tentulah tidak tepat menggunakan media televisi. Begitupun dengan perumusan pesan, pesan yang ditujukan pada khalayak yang berumur 6-12 tahun tentu tidak sama dengan perumusan pesan untuk khalayak usia 15-18 tahun. Berkomunikasi dengan khalayak yang mayoritas bekerja sebagai petani tentulah berbeda dengan para tenaga pengajar di sekolah. Karena minat, orientasi dan kepentingan masing-masing kelompok berbeda-beda. Jika perbedaan tersebut tidak diperhitungkan dengan baik, hasil perencanaan yang Anda buat tentulah tidak menghasilkan hal yang baik.
3.  Profil sosiokultural : agama, bahasa, pola kehidupan keluarga, sistem kepercayaan tradisional, nilai-nilai, sumber-sumber informasi, praktek-praktek komunikasi dan interaksi khalayak.
Profil sosiokultural ini sangat penting untuk dikaji. Bagaimanapun respon khalayak terhadap program komunikasi yang akan dilancarkan amat ditentukan oleh nilai-nilai agama, norma-norma, sumber-sumber informasi mereka serta faktor-faktor kultural lain yang mendasari kehidupan khalayak. Segala kebiasaan dan tradisi yang berkaitan dengan tujuan program dan isi pesan harus dipahami sejak awal.
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh khalayak biasanya sedikit berbeda dengan bahasa resmi. Bila kita menggunakan komunikasi antar pribadi dengan khalayak, pengetahuan mengenai hal ini amat perlu. Karena akan mempermudah Anda dalam berinteraksi, mudah membangun kedekatan, sehingga pesan mudah ditangkap.

Meskipun pada akhirnya yang hendak dicapai adalah keseluruhan lapisan khalayak, namun masing-masing tahapan kegiatan suatu program ada kebutuhan untuk mengutamakan suatu segmen khalayak tertentu karena mereka mempunyai posisi yang strategis yang menentukan bagi langkah program yang berikutnya.

Segmentasi Khalayak
Karakteristik, minat, dan kebutuhan informasi dari khalayak sasaran tidaklah selalu sama. Karena itu, segmentasi khalayak menjadi beberapa kelompok sasaran terkadang diperlukan. Untuk masing-masing kelompok mungkin dibutuhkan strategi yang spesifik. Bahkan di suatu masyarakat yang kelihatannya homogen, sebenarnya tidak ada khalayak yang benar-benar sama. Suatu program komunikasi yang seragam bisa-bisa akan terasa berbicara bagi satu kelompok, namun menyerang yang lain dan tidak dimengerti oleh sisanya

Segmentasi berarti pengelompokan khalayak dalam segmen-segmen tertentu yang dilakukan berdasarkan berbagai kesamaan yang terdapat di kalangan lapisan khalayak tertentu. Segmentasi dilakukan berdasarkan data-data karakteristik khalayak yang telah diperoleh sebelumnya

C. PEMILIHAN MEDIA
Saluran untuk berlangsungnya komunikasi massa diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan terlaksananya proses komunikasi massa tersebut.  Saluran media massa ini, melihat bentuknya dapat dikelompokkan atas ;
a)   Media Cetakan (printed media) yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur, dan sebagainya.
b)   Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, internet, dan sebagainya.


Langkah-langkah Pemilihan dan Karakteristik Media
Langkah berikutnya adalah memilih atau menetapkan media atau saluran (channel) yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Dasar utama dalam media tentulah tujuan atau objectives program. Kemudian dipadankan dengan khalayak yang akan dijangkau. Hasilnya bisa saja yang diperlukan adalah satu saluran tertentu, namun dapat pula suatu kombinasi dari beberapa saluran sekaligus. Hal itu bergantung sepenuhnya pada apa tujuan yang hendak dicapai.
Kecocokan media untuk kelompok khalayak yang sama tapi untuk keperluan yang berbeda (apakah sekedar menginformasikan, atau mau mengajarkan sesuatu, atau mau membujuk) juga tidak sama. Apalagi untuk kelompok khalayak yang berbeda.

Khalayak atau pihak penerima pada suatu peristiwa komunikasi bisa berupa seseorang individu yang mendengarkan, membaca, menonton atau anggota suatu pertemuan yang disebut sebagai khalayak massa (mass audience). Siapa yang menjadi khalyak dalam program komunikasi menjadi dasar dalam melilih media yang sesuai. Seperti telah diketahui bahwa komunikasi, sebagaimana asal katanya dari bahasa latin: communis atau dalam bahasa Inggris: common, berarti menjadikan sesuatu (dalam hal ini pesan) sebagai pengetahuan aau perhatian bersama. Pengertian berkomunikasi, pada hakikatnya ialah mencoba atau berusaha untuk menegakkan suatu “kebersamaan” dengan pihak lain, yaitu penerima dalam komunikasi tersebut.
Secara umum saluran komunikasi dibedakan antara yang bersifat antarpribadi dan yang menggunakn media. Sedangkan yang menggunakan media kemudian dapat dikelompokkan menjadi media massa dan media non massa.

Langkah-langkah memilih media atau saluran
1.   Mendaftar semua media yang ada.
2.   Mengevaluasi setiap media.
3.   Menentukan ketersedian media.
4.   menentukan cost-effective media.
5.   Menggunakan kombinasi beberapa media.

1.   Mendaftar semua media yang menjangkau khalayak
Media apa sajakah yang diperkirakan akan menjangkau khalayak yang hendak dituju oleh program komunikasi ini? Jawabannya baru dapat diketajui jika kita telah mengetahui bagaimana kondisi masing-masing media yang ada. Dengan mengetahui apa saja media yang ada, barulah kita dapat memilih dengan baik. Dengan mendaftar media tadi kita dapat mengetahui hal-hal yang terpenting dari setiap media. Misalnya berapa banyakkah proposisi khalayak yang memiliki pesawat radio atau televisi ?
Berapa persenkah tingkat melek huruf khalayak? Berapa oplah surat kabar yang terbit disini? Suratkabar atau majalah apa yang paling populer? Apakah ada program pendidikan yang beroperasi ke tengah kalangan khalayak yang dituju? Misalnya, kelompok pendengar siaran radio pedesaan, kelompok belajar, kelompok petani, dan sebagainya. Apakah ada bentuk-bentuk media tradisional seperti pertunjukan drama, dan sebagainya.

2.   Mengevaluasi tiap medium dalam arti pendekatan komunikasi yang digunakan.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan – apakah hanya penyampaian informasi, pengajaran atau persuasi – setiap media dinilai apakah cocok ?
Untuk sekedar menyampaikan informasi, sejumlah media massa tepat untuk digunakan seperti: radio, poster, leaflet, billboard, dan sebagainya. Jika kita ingin khalaya kmemahami dan terampil menggunakan kontrasepsi, maka saluran yang sesuai tentunya yang memungkinkan terjadinya diskusi seperti kunjungan kerumah, grup diskusi, dan sebagainya. Sedangkan untuk pendekatan yang menggunakan persuasi atau bujukan, hal yang terpenting adalah jalur komunikasi antarpribadi serta dukungan dari orang yang berpengaruh seperti para pemimpin opini.

3.   Menentukan apakah suatu media tersedia.
Dengan mendaftar semua media yang ada dan mengevaluasi satu persatu, maka kini kita memiliki daftar media yang lebih singkat. Maksudnya tinggal media yang benar-benar tersedia untuk digunakan setelah dikurangi yang terjaring oleh dua langkah pertama diatas tadi.

4.   Menetukan cost-effective nya media yang tersedia.
Tak dapat dipungkiri bahwa kunci yang menetukan dalam memilih media atau saluran adalah soal biaya.Ada yang menghitungnya sebagai biaya penyampaina pesan untuk per oaring. Misalnya kalau sebuah surat kabar beroplah 25 ribu, dan biaya yang diperlukan 100 ribu rupiah, berarti ongkos pembaca adalah 4 rupiah. Beda dengan misalnya jika anda ingin mencapainya lewat televisi yang mungkin meminta biaya sekitar 10 juta rupiah.
5.   Menggunakan beberapa media
Riset menunjukkan bahwa dalam penyebarluasan inovasi, kombinasi antar berbagai media ternyata paling efektif untuk mencapai tujuan.

D. OBYEKTIF DAN FUNGSINYA
Barang kali banyak orang mempergunakan kata obyektif tersebut. Namun bagaimana merumuskan obyektif  sebagaimana yang di maksud  didala buku ini, hanya orang-orang tertentu saja (misalnya pegembangan kurikulum dan guru ) yang mengetahui. Obyektif didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang dikehendaki yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan sebagai apa pelajaran itu bila pelajaran tersebut telah menyelesaikan dengan sukses proses pengalaman belajarnya. Dengan demikian, obyektif itu harus dinyatakan sebagai tingkah laku sisiwa dan bukan dinyatakan sebagai proses.
Jadi, untuk mengembangkan obyektif itu,kita perhatikan hal-hal berikut :
a.       Focus perhatiannya lebih kepada tingkah laku siswa daripada tingkahlaku guru
Missalnya :” sisiwa akan mampu menyelesaikan…………” tetapi bukan “untuk mengajar siswa bagaimana menyelesaikan…………,”
b.      Obyektif melukiskan suatu hasil dan bukan suatau proses.
Misalnya : “sisiwa mampu membedakan ………….” Dan bukan “ untuk mengembangkan pengertian …….”

            Prnsip yang bertitik tolak lebih kepada siswa daripada guru itu merupakan prinsip utama dalam belajar, sebab belajar itu dikerjakan oleh siswa, bukan oleh guru. Sisiwa sendiri yag harus mengerjakan untuk dirinya sendiri.

Adapun fungsi obyektif adalah sebagai berikut:
1)  Untuk mengarahkan perkembang kurikulum atau guru di dalam memilih materi dan pengalaman belajar matematika apa yang dicakup dan apa yang ditekankan atau di pentingkan.
2)  Untuk mengarahkan penilai atau guru didalam menyusun alat- alat penilaian. Obeyektif itu dicapai dengan sukses oleh seorang siswa apabila sisiwa itu dapat mendemonstrasikan hasil yang di capai itu.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa perencanaan komunikasi perlu adanya penerapan dan tahapan tahapan tertentu yang dapat membuat semuanya berjalan dengan baik.
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat bisa belajar tentang artinya perencanaan komunikasi penunjang pembangunan.



















DAFTAR PUSTAKA

H A W Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta. Jakarta.
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bhakti. Bandung.
Totok Djuroto. 2004. Manajemen Penerbitan Pers. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun. 2006. Perencanaan Pendidikan (Suatu pendekatan Komprehensif). Remaja Rosdakarya. Bandung

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 GO-ES EPEDA All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com Download This Template From Coolbthemes.com..